Wednesday, July 1, 2009

Tarif & Cara Menghubungi Saya

Sekarang ... berapa biaya untuk menggunakan jasa penerjemahan ini? Jangan kuatir. Harga yang saya tetapkan tidak akan mencekik teman-teman semua. Tapi saya perlu beritahu sebelumnya bahwa saya menetapkan 2 (dua) jenis harga yang berbeda.

Sebagai gambaran, maka teman-teman bisa menggunakan daftar harga di bawah ini, untuk menentukan berapa dana yang perlu teman-teman siapkan.

Bahasa Inggris - Indonesia ......... Rp. 15.000 - 25.000/350 kata
Bahasa Indonesia - Inggris ......... Rp. 150 - 400/kata

Penentuan harga berdasarkan jumlah kata akan terasa lebih adil untuk teman-teman sebagai klien, dan untuk saya sebagai penerjemah. Misalnya saja ada halaman yang hanya terisi 1/3-nya atau 2/3-nya. Lalu, bagaimana cara paling adil untuk menentukan harga halaman itu? Itulah sebabnya saya pun menganut aliran ... charge based on number of words:-)

Tarif/harga sangat ditentukan oleh tingkat kesulitan, maka teman-teman bisa mengirim contoh (1 atau 2 halaman teks) terlebih dahulu ke alamat email saya, dan setelah mempelajari contoh teks tersebut, kita akan berkomunikasi lebih lanjut untuk menentukan harga yang sesuai.

Teman-teman bisa menghubungi saya lewat mana saja, baik itu telpon, YM, facebook, email, anything! :-)

Sara Christina
Esia : 021-932 30 274
XL : 0817 645 0145
Email :
sarc_s@yahoo.com

Contoh Terjemahan 4 (Indo - Inggris)

Dari Bisnis Indonesia, Kamis, 31 Juli 2008
Teks asli:
Hakim menangkan tuntutan karyawan Hotel Gran Melia
JAKARTA: Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat mengabulkan gugatan delapan karyawan Hotel Gran Melia Jakarta terhadap manajemen PT Suryalaya Anindita Internasional (pengelola Hotel Gran Melia). Dalam sidang pembacaan putusan, pada hari Selasa, majelis hakim yang diketuai Heru Pramono memerintahkan agar manajemen Hotel Gran Melia mempekerjakan kembali kedelapan penggugat pada posisinya semula. Selain itu, pihak tergugat juga diperintahkan membayar uang service terhitung dari Januari 2008 kepada para penggugat, yang besarnya sekitar Rp2 juta per bulan bagi setiap penggugat.

Kuasa penggugat dari Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Odie Hudiyanto, mengaku senang dengan putusan majelis hakim dalam kasus tersebut. Dalam pertimbangan hukum majelis hakim, katanya, manajemen perusahaan itu kalah karena mereka tidak bisa membuktikan alasan pemutusan hubungan kerja secara massal disebabkan perusahaan dalam kondisi merugi atau kesulitan keuangan. Di satu sisi, ucapnya, manajemen berdalih PHK dilakukan untuk rasionalisasi atau pengurangan karyawan. Akan tetapi, sambungnya, di sisi lain manajemen justru menambah jumlah karyawan ekspatriat.

Lebih lanjut, dia menyebutkan ada beberapa bukti yang menguatkan gugatan pihaknya antara lain? bukti surat skorsing dari tergugat pada penggugat, isi dari perjanjian kerja bersama (PKB), slip gaji Januari dan Februari 2008 yang membuktikan tidak adanya pembayaran uang service, serta ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan. "Apabila putusan PHI [Pengadilan Hubungan Industrial] masih diabaikan, secara serius kami akan melakukan kampanye secara global terhadap Group Sol Melia yang berpusat di Madrid, Spanyol," ujarnya, saat dihubungi Bisnis, kemarin. Hingga berita ini diturunkan, Bisnis tidak berhasil menghubungi Manager HRD Hotel Gran Melia Muhammad Fahmi, untuk dimintai komentarnya mengenai putusan tersebut. Begitu juga dengan pesan singkat yang dikirim Bisnis kepadanya tidak mendapatkan jawaban.

PHK karyawan
Permasalahan antarkedua pihak berawal saat manajemen perusahaan itu mengeluarkan surat PHK terhadap 29 karyawan,? termasuk penggugat, pada 20 Juni 2007. Ketika itu, manajemen berdalih bahwa PHK dilakukan untuk rasionalisasi atau pengurangan karyawan. Sebanyak 21 karyawan menerima keputusan PHK tersebut dan dijanjikan akan dibebaskan dari kewajiban membayar cicilan utang di Bank DKI, sementara delapan karyawan lainnya (penggugat) menolak PHK tersebut.

Mengingat kisruh yang terjadi antara para karyawan dan pihak manajemen semakin meruncing, kedelapan karyawan yang menolak PHK tersebut akhirnya melayangkan gugatan melalui PHI Jakpus, pada Maret.
Selain gugatan melalui PHI Jakpus, FSPM sebagai afiliasi SPM Hotel Gran Melia juga melaporkan pada Polda Metro Jaya, mengenai dugaan tindak penggelapan uang iuran anggota serikat pada SPM Gran Melia Jakarta. Sebelumnya FSPM juga melaporkan permasalahan itu kepada DPRD DKI Jakarta. Laporan pada DPRD DKI Jakarta tersebut terkait dengan masalah kredit para karyawan di Bank DKI. (
elvani@bisnis.co.id)

Oleh Elvani Harifaningsih
Bisnis Indonesia

Terjemahan :
Judge granted the demands of Hotel Gran Melia Workers
JAKARTA: Industrial Court Central Jakarta granted the suit of eight workers of Gran Melia Jakarta against the management of PT. Suryalaya Anindita International (management of Gran Melia Hotel). In the reading of verdict, on Tuesday, the council of judges, chaired by Heru Pramono, ordered the management of Hotel Gran Melia to rehire the eight plaintiffs to their original positions. The accused party was also ordered to pay the service money from January 2008 to the plaintiffs, with the amount of approximately Rp. 2 millions per month per person.

Odie Hudiyanto from FSPM (Federation of Independent Worker Union), who acted as the proxy for these plaintiffs, said that he was happy with the verdict. He said, according to the opinion of council of judges, the Management of PT. Suryalaya Anindita International lost the case because they could not proof that the company had suffered a financial lost, which caused the mass firing. He also said that Management of PT. Suryalaya Anindita International was equivocating by saying that the mass firing was to rationalize or to reduce the number of workers, but in the other side, they decided to hire more expatriates.

Moreover, he mentioned several evidences which affirmed his suit, such as the suspension letter from hotel management to the plaintiffs, the content of CBA, pay slip from January to February 2008 to proof that service money was not paid, and also some clauses in the Manpower Act. “If this verdict from The Industrial Court is still being ignored, then we will do a global campaign against Sol Melia Group which headquarter is in Madrid, Spain,” Odie said when Bisnis Indonesia called him yesterday. Until this news is released, Bisnis Indonesia still can’t contact the HRD Manager of Gran Melia, Muhammad Fahmi, to ask for his comment on the verdict. There was also no response to the short messages sent to him by Bisnis Indonesia.

Worker Dismissal
The conflict between these two parties started when management of PT. Suryalaya Anindita International issued a dismissal letter towards 29 workers, including the 8 plaintiffs, on June 20th, 2007. At that time, management reasoned that the dismissal was to rationalize or to reduce the number of workers. Twenty workers accept that decision, and management promised to release them from any obligations they have to pay monthly installment to Bank DKI, while another 8 workers (the plaintiffs) decided not to accept the dismissal.

Because the conflict between workers and management was getting worse, then these eight workers who refused the dismissal finally decided to file the case through The Industrial Court Central Jakarta in March. Other than the suit through The Industrial Court Central Jakarta, FSPM as the affiliate of SPM Hotel Gran Mahakam also file a report about their suspicion on embezzlement of union monthly contributions in SPM Hotel Gran Melia to Polda Metro Jaya. Before that, FSPM also had reported their suspicion on embezzlement to Jakarta Region Legislative Assembly. This report is linked to the issue of money loaned by worker in Bank DKI and their monthly installment problems.
(
elvani@bisnis.co.id)

By Elvani Harifaningsih
Bisnis Indonesia

Contoh Terjemahan 3 (Buku)

Dari buku : "Never Give Up", ditulis oleh Joyce Meyer

Teks asli :
Think of this book as a manual to use as you pursue the best in every area of your life. It will give you the inspiration you need to keep putting one foot in front of the other when you grow weary on your journey and remind you over and over again, in a variety of ways: You can do it if you never give up. It will give you strength to soar above life’s tests and trials like a majestic eagle, increase your determination, and teach you how to turn adversities into opportunities. It will empower you to persevere, and build your confidence in God’s ability to see you through to the achievement of the goals He has given you. It will strengthen your faith in His desire to fulfill the dreams He has put in your heart.
Terjemahan :
Anggaplah buku ini sebagai sebuah buku panduan yang anda gunakan ketika mengejar yang terbaik di setiap bidang kehidupan anda. Buku ini akan memberikan inspirasi yang anda butuhkan untuk terus melangkah pada saat anda mulai merasa lemah di tengah perjalanan anda, dam dengan berbagai cara buku ini akan terus mengingatkan bahwa "anda dapat melakukannya jika anda tidak pernah menyerah". Buku ini akan memberikan anda kekuatan untuk terbang mengatasi ujian dan pencobaan hidup seperti burung rajawali, mengokohkan ketetapan hati anda, dan mengajarkan anda bagaimana mengubah setiap persoalan menjadi kesempatan. Buku ini akan memperlengkapi anda untuk terus berusaha, dan membangun keyakinan anda pada kemampuan Allah dalam mengantarkan anda menggenapi tujuanNya untuk anda. Buku ini juga akan menguatkan iman anda pada hasratNya untuk memenuhi mimpi yang telah diberikanNya di hati anda.

Contoh Terjemahan 2 (Journal)

Dari Jurnal :
"Passenger's Expectation of Airport Service Quality" by Dale Fodness and Bryan Murray

Teks Asli :
The airport industry is changing rapidly. Today’s air travelers have meaningful choices among airports and there is an increasing urgency among airport marketers to differentiate themselves by meeting the needs of customers better than the competition. While passengers’ perception of airport service quality is only one of several variables (e.g. routes, scheduling, location and prices) that contribute to overall airport attractiveness, it is nevertheless an important variable because of the increasing importance of a customer orientation to competitive advantage in this industry.
Terjemahan :
Industri bandara sedang berubah dengan cepat. Saat ini orang-orang yang melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara memiliki banyak pilihan bandara, dan bagian pemasaran bandara semakin merasakan adanya desakan yang semakin kuat untuk membuat perbedaan, dengan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dari para pesaingnya. Meskipun persepsi pengguna bandara terhadap kualitas pelayanan bandara hanyalah salah satu dari sekian banyak variabel (mis: rute, penjadwalan, lokasi, dan harga) yang berkontribusi dalam menjadikan sebuah bandara menarik, namun ini merupakan variabel yang penting karena orientasi penumpang terhadap kompetisi di industri ini pun mengalami peningkatan tajam.

Contoh Terjemahan 1 (Journal)

Dari jurnal : "A Differentiated Approach to Service Recovery" by Christo Boshoff et.al
Teks asli:
The service recovery expectations among the types of customer seemed to differ strongly and call for different recovery solutions. In case of service failure, platinum members of this frequent flyer program expected timely feedback and appropriate compensation. Commitment to the customer seemed to be more important for the gold and silver members, who wanted employees to communicate with them and explain the situation. Blue members who apparently did not have such a close relationship with the airline, expected a direct reciprocal act by the airline to compansate them for the failure.
Terjemahan:
Ekspektasi berbagai tipe konsumen terhadap pemulihan pelayanan tampaknya berbeda antara tipe konsumen yang satu dengan yang lain, dan ini membutuhkan solusi pemulihan yang berbeda pula. Dalam sebuah peristiwa kegagalan pelayanan, anggota program frequent flyer kelas platinum mengharapkan umpan balik yang tepat waktu dan kompensasi yang sepadan. Komitmen pada konsumen kelihatannya memiliki nilai yang lebih penting bagi para peserta program frequent flyer kelas gold dan silver, yang menginginkan karyawan agar dapat berkomunikasi dengan mereka dan menjelaskan situasi yang menyebabkan terjadinya kegagalan. Peserta frequent flyer kelas biru, yang kelihatannya tidak memiliki hubungan dekat dengan perusahaan penerbangan, mengharapkan adanya tindakan langsung dari perusahaan penerbangan untuk memberikan kompensasi atas kegagalan pelayanan yang dialami oleh konsumen.